Selain itu, dua produk tersebut juga diharapkan dapat menggeser para konsumen pengguna tabung gas elpiji 3 kg. “Kami siapkan Bright Gas 5,5 kg dengan harga terjangkau. Kita juga ingin kurangi penggunaan gas elpiji bersubsidi yang hanya diperuntukkan untuk masyarakat tidak mampu,” ujar Bambang di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (7/8).
Hingga pertengahan tahun ini, pengguna elpiji 3 kg bersubsidi sudah mencapai 57 juta kepala keluarga. Menurut Bambang, semakin banyaknya pengguna elpiji bersubsidi, akan membuat pemerintah semakin terbeban.
“Ini membebani pemerintah karena subsidi tinggi. Memang pemerintah menjadikan LPG 3 kg untuk rakyat miskin. Kalau ini sudah jadi pembeli 3 kg saat ini yang bener itu untuk masyarakat berhak. Tapi sekarang kan belum bisa. Orang siapa saja bisa beli,” tuturnya.
“Kami lihat banyak rumah tangga yang mampu beli non subsidi, tapi mereka kalau mau ganti tabung tidak ada orang. Mau ganti jadi terpaksa beli. Yang apartemen juga ada bawa 12 kg. Kedua banyak apartemen sudah mengharamkan 3kg karena dinilai kurang aman. Tujuannya mengeser melalui persuasi memang untuk masyarakat tidak mampu,” tambahnya.
Dikatakan Bambang, banyaknya pengguna elpiji bersubsidi kerap kali membuat kelangkaan di pasaran dan membuat harga. Untuk itu, dirinya mengimbau agar masyarakat yang mampu untuk membeli gas non subsidi seperti Bright Gas 5,5 kg, 12 kg dan elpiji 12 kg.
“Seandainya kita tidak rebutan harga LPG 3 kg tidak akan naik. Seringkali langka tapi banyak yang tidak berhak malah rebutan. Sekarang sudah ada Brigth Gas 5,5 kg lebih praktis dan murah. Safety juga lebih terjamin,” pungkasnya.
Sumber : https://www.merdeka.com/uang/pertamina-imbau-masyarakat-mampu-pakai-gas-elpiji-non-subsidi.html