Tips Menghemat Penggunaan Gas LPG / Elpiji

Kenaikan harga gas LPG / Elpiji merupakan isu yang sangat sensitif bagi para penggunanya. Terlebih bagi ibu-ibu rumah tangga yang selalu dituntut cermat dalam menghitung anggaran belanja rumah tangganya. Begitu pula industri yang proses produksinya bergantung pada gas LPG / Elpiji sangatlah memperhatikan pergerakan harga gas LPG/ Elpiji, karena efisiensi merupakan sebuah tuntutan dalam sebuah usaha.

Kebijakan kenaikan harga elpiji mungkin saja adalah hal yang tidak bisa kita kendalikan, tapi marilah kita fokus pada apa yang bisa kita lakukan untuk menghemat penggunaan gas LPG / Elpiji tersebut.

Berikut adalah tips untuk menghemat penggunaan Gas LPG / Elpiji :

 

  1. Penempatan Yang Tepat

Sesuai dengan namanya, LPG yang merupakan singkatan dari Liquid Petroleum Gas, memiliki wujud cair di dalam tabung. Karena tekanannya yang tinggi, sifat gas elpiji di dalam tabung cenderung lebih dingin atau bersuhu sangat rendah. Akibatnya, isi elpiji di dalam tabung cepat sekali berubah bentuk menjadi es/membeku jika suhu di luar dingin atau jika tabung langsung bersentuhan dengan lantai. Isi gas seolah habis padahal nyatanya masih berisi sekitar 30 persen namun dalam kondisi membeku. Dalam kondisi membeku gas elpiji tidak bisa keluar dari dalam tabung, sehingga sebagian besar orang akan berpikiran bahwa gas mereka sudah dalam kondisi habis / kosong.

Lalu bagaimana cara meletakkan tabung elpiji yang tepat? Caranya adalah dengan menggunakan alas sehingga tabung tidak bersentuhan langsung dengan lantai. Alas yang tepat adalah alas yang terbuat dari karet, styrofoam atau kayu.

 

  1. Menggunakan Regulator Yang Tepat

Regulator adalah alat yang memegang peranan penting dari sebuah kompor gas agar bisa berfungsi dengan baik. Regulator berfungsi sebagai pengontrol keluar masuknya gas dari dalam tabung yang kemudian dialirkan melalui selang menuju ke kompor.

Regulator yang baik adalah regulator otomatis dan berlogo SNI. Regulator otomatis membuat gas tidak akan keluar bila terjadi kebocoran gas. Semua regulator tekanan rendah sudah dirancang untuk menutup secara otomatis ketika ada kebocoran. Ketika ada gas keluar dari regulator yang melebihi toleransi gas yang diperbolehkan keluar, maka regulator akan menutup aliran gas secara otomatis. Regulator otomatis juga membuat kualitas selang lebih tahan lama karena selang tidak terus-menerus menahan tekanan gas. Sedangkan logo SNI memberikan jaminan kualitas terbaik dari sebuah produk.

 

  1. Menggunakan Selang Yang Tepat

Selang merupakan komponen yang penting untuk menyalurkan gas elpiji dari tabung menuju kompor. Pilihlah selang yang berlogo SNI untuk mendapatkan jaminan kualitas terbaik. Selang yang baik mampu menahan tekanan gas dan juga mampu menahan serangan binatang seperti tikus yang bisa menyebabkan selang bocor bila dimakan tikus. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah agar tidak ada tekukan di bagian selang manapun. Selang yang tertekuk bisa menyebabkan gas elpiji tersumbat dan gas elpiji menjadi rawan bocor.

 

  1. Melakukan Perawatan Berkala

Bersihkanlah kompor gas secara rutin/berkala. Jadwal membersihkan kompor gas masing-masing orang bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Hal itu karena masing-masing orang memiliki intensitas dan frekwensi pemakaian kompor gas yang berbeda. Warna nyala api bisa dijadikan indikator apakah kondisi kompor gas sudah perlu dibersihkan atau tidak. BIla nyala api berwarna merah, kemungkinan besar kompor gas sudah dalam kondisi kotor dan perlu dibersihkan. Kompor gas yang bersih membuat api rata dan berwarna biru meskipun gas yang keluar sedikit. Akibatnya masakan pun lebih cepat matang karena panasnya merata.

Berdasarkan uraian di atas, alangkah bijak sekali apabila kita bisa melakukan penghematan pemakaian  gas elpiji, tanpa melihat apakah harganya sedang naik, normal, atau turun. Pemborosan bisa dihindari hingga 30% bila kita bisa menjalankan tips di atas.

Keunggulan Elpiji / LPG Dibandingkan Dengan Bahan Bakar Lainnya

Penggunaan elpiji memberikan banyak keuntungan bagi pemakainya, diantaranya adalah :

  • Bersih
    Hasil pembakaran elpiji/LPG bersih dengan emisi yang rendah
  • Stabil
    Pembakaran elpiji/LPG menghasilkan nilai kalori yang tinggi dan stabil.
  • Fleksibel
    Elpiji/LPG dapat didistribusikan ke daerah manapun menggunakan skid tank ataupun tongkang, hingga ke daerah yang jauh dari supply point
  • Cocok untuk produk yang sensitif dalam hal bauHasil pembakaran elpiji/LPG tidak meninggalkan bau, sehingga cocok untuk digunakan sebagai bahan bakar ataupun bahan baku untuk industri yang produknya sensitif terhadap bau
  • Ramah lingkungan
    Karena hasil pembakaran elpiji/LPG yang bersih, penggunaan elpiji/LPG akan ikut menunjang tuntutan dunia akan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan
  • Cost reduction
    Penggunaan elpiji/LPG yang hemat serta rendahnya biaya maintenance peralatan dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan bakar dan maintenance peralatan

Ikut jual elpiji, PT Vivo klaim harga akan lebih murah dari Pertamina

Merdeka.com – Corporate Communication PT Vivo Energi Indonesia Maldi Aljufrie menyatakan pihaknya akan menjual elpiji kepada masyarakat luas setelah muncul dengan proyek SPBU-nya. Nantinya, elpiji tersebut akan dijual dengan harga yang lebih murah dibanding elpiji milik PT Pertamina.
“Melalui afiliasi atau anak usaha PT Vivo Energy yaitu PT Sierra Nusa Gas akan menjual LPG di kawasan awal yaitu Jawa bagian Timur,” kata Maldi Aljufrie di Jakarta seperti dikutip Antara, Jumat (24/11).
Elpiji milik Vivo akan dinamakan Nusagas berwarna tabung jingga, dengan ukuran 4,5 Kg seharga Rp 25.500 per tabung, ukuran 8 kg senilai Rp 56.000, kemudian ukuran 15 kg dijual Rp 110.000. Sedangkan pada ukuran tabung 60 kg akan diberikan nominal harga Rp 460.000.
Menurutnya, produk Nusagas tersebut telah melalui uji tabung serta keamanan berkali-kali. Tingkat panas yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang baik. “Harga tersebut merupakan harga akhir, atau harga yang ditawarkan kepada konsumen,” imbuhnya.
Dia menambahkan, harga-harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan milik Pertamina. Di mana elpiji ukuran 3 kg Pertamina memiliki harga kisaran Rp 15.500, dengan kategori subsidi. Sementara, elpiji Pertamina ukuran 12 kg harga di tingkat agen di pulau Jawa adalah pada angka Rp 129.000, sedangkan jenis Nusagas yang mendekati adalah ukuran 15 kg.
Nusagas direncanakan akan diluncurkan sebelum akhir tahun. Namun, baru bisa dijual pada triwulan pertama 2018, atau awal Januari 2018 sebab masih terkendala dalam administrasi. [azz]

sumber : https://www.merdeka.com/uang/ikut-jual-elpiji-pt-vivo-klaim-harga-akan-lebih-murah-dari-pertamina.html

Pertamina Kejar Penambahan Pangkalan Elpiji di Bali

@Rayapos | Denpasar: Pertamina mengejar penambahan pangkalan elpiji tiga kilogram di Bali tahun 2017 yang saat ini baru 82 persen atau mencapai 2.208 pangkalan tingkat kelurahan di seluruh Pulau Dewata.

“Kami kejar penambahan pangkalan tingkat kelurahan, tinggal 18 persen saja. Tentu kami tidak bekerja sendiri,” kata Area Manager Communication Pertamina Marketing Operation Region MOR V Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara Heppy Wulansari di Denpasar, Rabu(1/2).

Menurut Heppy, Pertamina akan menjalin kerja sama dengan pengusaha swasta dan pemerintah daerah untuk mewujudkan pemekaran pangkalan elpiji tiga kilogram sehingga masyarakat semakin dekat dan mudah mendapatkan elpiji termasuk ukuran melon itu.

Pangkalan itu, bisa berupa badan usaha milik desa, pelaku usaha kecil atau koperasi yang dianggap bisa menjadi pangkalan elpiji.

Sedangkan untuk menggerakkan penggunaan elpiji nonsubsidi bagi kalangan mampu, Pertamina juga mendistribusikan elpiji bukan subsidi seperti jenis bright gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram dengan menjalin kerja sama dengan toko modern dan SPBU.

Pertamina juga memantau perkembangan stok di tingkat agen dan pangkalan sehingga memastikan mereka mendistribusikan elpiji sesuai dengan kontrak yang disepakati.

“Kami ingin memastikan distribusi dari agen ke pangkalan sesuai alokasi yang ditentukan dan memastikan di pangkalan tidak ada aksi borong spekulan dengan Simolek itu,” ucapnya.

Heppy mengimbau kepada masyarakat agar membeli elpiji di agen resmi, pangkalan atau SPBU dengan harga sesuai eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah daerah.

Sedangkan harga yang lebih tinggi di tingkat pengecer, lanjut Heppy, bukan merupakan kewenangan Pertamina karena pengawasan dilakukan di tingkat agen dan pangkalan.

Rencananya Pertamina akan melakukan satu harga elpiji tiga kilogram pada Maret 2017 dengan mengambil beberapa daerah yang dijadikan percontohan, salah satu rencananya di Provinsi Bali.

Dalam program tepat sasaran itu, nantinya elpiji ukuran tiga kilogram subsidi hanya akan dijual kepada rumah tangga termiskin sebanyak 25,7 juta yang telah memiliki kartu khusus.

Sedangkan masyarakat mampu masih bisa membeli elpiji tiga kilogram namun tidak dengan harga subsidi.

Program tersebut saat ini masih dimatangkan oleh pemerintah. [ant]

 

Sumber :

https://www.rayapos.com/pertamina-kejar-penambahan-pangkalan-elpiji-bali/

DPR dorong Pertamina sediakan lebih banyak gas elpiji 5,5 kg

Merdeka.com – Pelaksanaan distribusi tertutup untuk liquidfied petroleum gas (elpiji) kemasan 3 kilogram (kg) diperkirakan memicu migrasi konsumen ke produk Bright Gas 5,5 kg. Untuk mengantisipasi peningkatan tersebut, DPR meminta PT Pertamina (Persero) memastikan ketersediaan Bright Gas 5,5 kg di daerah-daerah.

Anggota Komisi VII DPR RI Inas Nasrullah Zubir mengatakan migrasi konsumen ke elpiji 5,5 kg akan semakin meningkat seiring kebijakan distribusi tertutup yang akan dilakukan pemerintah untuk elpiji 3 kg. Potensi peningkatan pengguna elpiji 5,5 kg berasal dari 38,97 juta rumah tangga yang dianggap tidak berhak menerima subsidi elpiji melalui distribusi tertutup.

“Elpiji tabung gas 5,5 kg adalah ide cerdas Pertamina untuk menghindari penyelewengan elpiji 3 kg di lapangan, karena itu Pertamina mesti siap dengan pasokan elpiji 5,5 kg,” ujar Inas di Jakarta, Senin (24/10).

Saat ini, penerima tabung perdana elpiji bersubsidi di Indonesia berjumlah 54,9 juta rumah tangga. Sesuai dengan data sementara dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), penerima subsidi elpiji 3 kg lewat mekanisme distribusi tertutup adalah sebanyak 15,96 juta rumah tangga. Untuk itu, diperlukan produk gas nonsubsidi yang bisa mengakomodasi 38,97 juta rumah tangga lain, yang dianggap tak berhak menikmati distribusi elpiji tertutup.

Senada dengan Inas, Anggota Komisi VII DPR RI Harry Poernomo juga mendukung Pertamina untuk fokus mengembangkan produk elpiji nonsubsidi seperti elpiji kemasan 5,5 kg dengan brand Bright Gas dibandingkan mengeluarkan produk baru.

Model pemasaran bahan bakar minyak (BBM) dengan varian premium, pertalite dan pertamax bisa juga diterapkan dielpiji dengan produk 3 kg, 5,5 kg dan 12 kg. Apalagi saat ini tidak sedikit konsumen yang mulai memakai elpiji 5,5 Kg.

“Warga yang mampu tidak usah lagi menggunakan barang-barang subsidi, mereka mulai migrasi ke nonsubsidi. Kalau konsumen yang mampu membeli elpiji subsidi seperti elpiji kemasan 3 kg, akibatnya terjadi subsidi salah sasaran karena model distribusinya dilakukan terbuka,” kata Harry.

Bright Gas yang merupakan elpiji nonsubsidi kemasan 5,5 kg yang menyasar konsumen menengah ke atas di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Balikpapan, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Berdasarkan data PT Pertamina (Persero), sepanjang semester I-2016, volume penjualan elpiji 5,5 kg mencapai 43.271 metrik ton (MT).

Jika pada Januari 2016, penjualan gas elpiji 5,5 kg baru mencapai 3.158 MT, pada September penjualan gas naik lebih dari dua kali lipat menjadi 6.775 MT. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan Pertamina siap meningkatkan stok Bright Gas 5,5 kg dan elpiji nonsubsidi lainnya sehingga masyarakat konsumen terutama kelas menengah ke atas, memiliki lebih banyak pilihan produk elpiji untuk kebutuhannya.

“Kami siap sediakan produk elpiji sesuai dengan preferensi masyarkaat konsumen yang sudah tidak menggunakan elpiji 3 kg,” pungkasnya.

 

 

Sumber : https://www.merdeka.com/uang/dpr-dorong-pertamina-sediakan-lebih-banyak-gas-elpiji-55-kg.html

Pertamina bersyukur banyak pemda larang PNS gunakan elpiji subsidi

Merdeka.com – Wakil Direktur Utama Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan saat ini banyak Pemerintah Daerah yang melarang Pegawai Negeri Sipil (PNS) menggunakan gas elpiji subsidi atau elpiji 3 kilogram (kg). Pelarangan ini merupakan inisiatif dari pemda dan Pertamina.

“Banyak. Di Binjai, Deli Serdang, Bogor, Bandung mau declare, Bekasi. Jawa Tengah paling banyak Pati, Kudus, Semarang Kota, Semarang Kabupaten, Ponorogo, Blitar, Kediri. Termasuk Jakarta, kan orangnya kaya-kaya. Kalau yang enggak pakai 3 kg banyak berarti daerahnya enggak miskin,” ujarnya di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Selasa (8/11).

Menurutnya, aturan secara tertulis untuk pelarangan terhadap PNS ini memang tidak ada. Namun, dia hanya berharap kepada para PNS bahwa elpiji 3 kg itu hanya untuk orang yang tidak mampu.

“Kita tahu bahwa aturan belum ada. Makanya sekarang kita persuasif saja. Ditulis di tabung. Kita minta pemda, kan PNS sudah tidak masuk golongan miskin, makanya pemda menyarankan tidak boleh,” jelasnya.

“Persuasif itu menyadarkan saja hak orang miskin. Kalau dimakan berarti zhalim, kalau zhalim enggak berkah. Makanya itu banyak pedagang eceran yang pakai 5 kg,” pungkasnya.

 

 

Sumber : https://www.merdeka.com/uang/pertamina-bersyukur-banyak-pemda-larang-pns-gunakan-elpiji-subsidi.html

Kebutuhan meningkat, Indonesia ketergantungan impor gas elpiji

Merdeka.com – Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISN) Pertamina, Daniel Sahputra Purba mengaku saat ini Indonesia masih tergantung impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) karena kebutuhan elpiji dalam negeri akan terus meningkat.

“Tahun ini 70 persen LPG impor. Jadi kita akan tergantung impor. Tahun sebelumnya impor elpiji 65 persen,” kata Daniel di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (17/1).

Kendati begitu, lanjut Daniel pihaknya akan menandatangani kontrak pembelian jangka panjang 90 persen untuk impor LPG dari Timur Tengah. Dia berharap beroperasinya Panama kanal di Amerika Serikat akan banyak kapal yang menampung elpiji dari Amerika masuk ke kawasan Asia Pasifik.

“Sekarang kita akan lakukan lebih awal, untuk mengakomodir kargo-kargo yang masuk ke Asia Pasifik, kita harapkan harganya lebih menarik bisa berkompetisi dengan sumber pasokan sebelumnya (dari timur tengah),” jelasnya.

Selain itu, kata dia 30 persen dari seluruh pasokan LPG di Indonesia akan dipasok dari kilang milik Pertamina dan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) lainnya di dalam negeri. Pada 2016, kebutuhan elpiji di Indonesia tercatat sebesar 6,57 juta ton, dan 4,37 juta ton adalah hasil impor luar negeri dari Timur Tengah.

“Dari dalam negeri itu sumbernya dari pertamina sendiri, atau dari lapangan KKKS, dan yang cukup besar itu dari LNG Bontang,” tukasnya.

 

 

Sumber : https://www.merdeka.com/uang/kebutuhan-meningkat-indonesia-ketergantungan-impor-gas-elpiji.html

Hingga Juli, Pertamina kejar penjualan 200.000 Bright Gas

Merdeka.com – PT Pertamina (Persero) mengaku bakal memacu penjualan tabung Bright Gas 5,5 kg untuk meningkatkan volume penjualan Liquified Petroleum Gas (elpiji). Hingga saat ini tabung Bright Gas 5,5 kg telah terjual sebanyak lebih dari 100.000 tabung.

“Kami harapkan dalam jangka tiga bulan ke depan, kami dapat menjual 200.000 tabung lebih, sehingga dapat mendukung pencapaian laba yang ditargetkan perseroan,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, di Jakarta, Kamis (12/5).

Pertamina yang sebelumnya merugi dari bisnis LPG hingga Rp 4 triliun per tahun, terutama akibat menjual elpiji 12 kg dibawah harga keekonomian, mulai mencatat laba sejak September 2015. Hal ini seiring penyesuaian harga yang dilakukan bertahap hingga sesuai keekonomian sejak tahun lalu. Namun, penyesuian harga elpiji 12 kg juga berdampak pada beralihnya sebagian konsumen ke elpiji 3 kg. Sebab, gap antara harga elpiji 3 kg dengan 12 kg hampir mencapai Rp 7.000 per kg.

Wianda mengatakan jika pada Januari 2014, penjualan elpiji 12 kg masih mencapai 76 ton per bulan, pada April 2015 turun menjadi 46 ton per bulan dan tinggal 42 ton per bulan pada Desember 2015.

“Karena itu, kami lahirkan Bright Gas kemasan 5,5 kg yang tujuannya adalah mengisi gap konsumen antara yang 3 kg dengan 12 kg. Dengan begitu, kami masuk di tengah-tengah, agar konsumen 12 kg itu tidak langsung ke 3 kg, tetapi ada produk penyangga,” kata dia.

Menurut Wianda, ada swing user yang sebetulnya bisa kembali ke elpiji non-PSO. Pertamina mencatat yang benar-benar menggunakan 12 kg hanya sekitar 29 persen, sementara yang 3 kg atau betul-betul beralih ke 3 kg ada kurang lebih 11 persen.

“Ada 53 persen yang mereka sebetulnya masih tetap memegang tabung elpiji 12 kg, tetapi kadang mereka juga membeli 3 kg. Ini yang disebut swing user, potensinya sangat besar,” jelas dia.

Selain itu, lanjut Wianda, juga ada potensi dari pengguna dengan kebutuhan sedikit atau low usability customer, dimana saat kenaikan harga pada 2014 dan 2015, menjadikan tabung 12 kg sebagai cadangan semakin banyak dari 23 persen menjadi 37 persen.

Sebetulnya konsumen ingin mendapatkan elpiji dengan harga terjangkau, yang satuan per kilonya juga lebih murah. Dengan kemasan yang lebih kecil, konsumen tentu akan mengeluarkan sedikit uang dibanding kemasan 12 kg yang harus ditebus seharga Rp 150.000. Sementara dengan kemasan 5,5 kg, konsumen hanya perlu mengeluarkan uang kurang dari Rp 60.000.

Di bisnis elpiji, tantangan terbesar adalah disparitas harga subsidi yang sangat besar mencapai 70 persen. Selain itu, konsumennya harus memiliki tabung terlebih dahulu jika ingin pindah ke nonsubsidi.

“Karena itu, kami masuk dengan strategi trade in atau tukar tabung subsidi yang 3 kg ke nonsubsidi,” ungkap Wianda.

Anggota Komisi VII DPR RI Hari Purnomo, mengatakan pertumbuhan ekonomi meski tidak signifikan akan ikut mendorong penjualan elpiji Pertamina. Alasannya, kebutuhan energi masyarakat seiring waktu akan terus tumbuh, makin lama pemakaiannya makin tinggi.

“Jadi bukan semata-mata keberhasilan Pertamina menjual LPG, tapi pasarnya juga meningkat. Sama saja seperti bahan makanan bahan pokok setiap tahun meningkat,” kata Hari.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria, menambahkan Pertamina mendapat penugasan khusus dari pemerintah untuk mengadakan dan menyalurkan LPG, khususnya elpiji 3kg yang disubsidi pemerintah. Hal ini terkait dengan program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg yang sudah terbukti berhasil menghemat anggaran pemerintah.

“Pertamina, sebagai BUMN terbukti mampu melaksanakan tugas penyediaan dan pendistribusian elpiji 3kg hampir di seluruh wilayah Indonesia, terkecuali di Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur yang masih belum dilaksanakan program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg,” ungkap dia.

Menurut dia, penugasan PSO elpiji 3 kg kepada Pertamina nyaris tidak memberikan keuntungan sebagaimana yang diharapkan oleh badan usaha yang bisnis oriented, walau sebenarnya menurut undang-undang Perusahaan Terbatas dan UU BUMN, Pertamina wajib mengejar dan menghasilkan keuntungan.

“Ini tidak mungkin bisa dilakukan oleh badan usaha swasta karenanya nyaris tidak ada komplain atau gugatan yang mempermasalahkan penugasan elpiji 3kg ke Pertamina,” pungkas dia.

 

 

Sumber : https://www.merdeka.com/uang/hingga-juli-pertamina-kejar-penjualan-200000-bright-gas.html

 

Iran bakal kirim 600.000 ton gas elpiji ke Indonesia

Merdeka.com – Perusahaan milik negara asal Iran, National Iranian Oil Company (NIOC) akan memasok elpiji ke PT Pertamina pada periode 2016-2017.

Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan, kerja sama pasokan elpiji tersebut merupakan tonggak baru hubungan Indonesia dengan Iran.

“Saya gembira dari waktu ke waktu hubungan ekonomi dan bisnis antara Indonesia dan Iran semakin dekat dan meningkat,” kata Sudirman seperti ditulis Antara, Selasa (31/5).

Menurut dia, kerja sama pasokan elpiji dari NIOC ke Pertamina disepakati sebesar 88.000 ton untuk tahun 2016 dan akan meningkat menjadi 500.000 ton pada 2017.

Penandatangan pokok-pokok perjanjian (head of agreement/HoA) jual beli elpiji yang dilakukan di Teheran dilakukan oleh Senior Vice President Integrated Supply Chain Pertamina, Daniel Syahputra Purba dan Vice Director for International Affairs, Petroleum Product Marketing, and Operation NIOC, Moradi.

Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanggeneh menyaksikan penandatanganan itu.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, target pengiriman elpiji perdana pada kuartal keempat 2016.

“Tahun ini, dijadwalkan pengiriman dilakukan sebanyak dua kargo, sedangkan pada tahun 2017 akan dikirimkan 12 kargo, sehingga total volume mencapai 600.000 ton,” katanya pula.

Menurut dia, kebutuhan elpiji di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2016, penjualan elpiji Pertamina diperkirakan mencapai 7,5 juta ton atau meningkat sekitar 13,6 persen dibandingkan 2015.

Selain elpiji, Pertamina dan NIOC juga sepakat melanjutkan pembicaraan mengenai pasokan minyak mentah dan peluang kerja sama di sektor hulu.

 

Sumber : https://www.merdeka.com/uang/iran-bakal-kirim-600000-ton-gas-elpiji-ke-indonesia.html

Stok elpiji 3 kg aman, warga Depok diimbau tak beli gas berlebihan

Merdeka.com – Kebutuhan gas elpiji 3 kilogram atau tabung melon di Depok, Jawa Barat, menjelang Lebaran meningkat. Untuk itu persediaan selama Ramadan ditambah sebanyak 290.000 tabung. Sedangkan kebutuhan normalnya per hari di Depok mencapai 58.000 tabung.

“Khusus untuk Depok kalau dihitung selama satu bulan kebutuhannya mencapai 1,45 juta tabung. Tapi selama Ramadan kami tambah 290.000 tabung,” kata Ketua Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas Kota Depok Muhammad Athar Susanto, Jumat (10/6).

Penambahan itu sudah dilakukan sejak awal puasa. Dan sistem distribusinya dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir bulan puasa serta untuk kebutuhan Idul Fitri.

Depok memiliki 24 agen penyalur elpiji yang nantinya dibentuk dua agen dan 500 pangkalan siaga di 63 kelurahan. Agen siaga untuk memantau daerah mana saja yang kekurangan elpiji. Sehingga akan menyiapkan tambahan stok mulai H-7 sampai H+7 Lebaran.

“Untuk Depok kami pastikan stok elpiji untuk rakyat aman. Dan Pertamina juga berharap kepada masyarakat agar tidak panik dan juga tidak membeli gas secara berlebihan,” ungkapnya.

Terkait soal harga, pihaknya menegaskan bahwa tidak ada kenaikan harga elpiji selama Ramadan tahun ini. Untuk elpiji 3 kilogram, penjual di tingkat pangkalan mencapai Rp 16.000 per tabung.

“Untuk tingkat outlet mencapai Rp 18.000 per tabung,” pungkasnya.

 

Sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/stok-elpiji-3-kg-aman-warga-depok-diimbau-tak-beli-gas-berlebihan.html